Keanekaragaman Makrofauna Tanah Di Bawah Naungan Tanaman Porang (Amorphophallus muelleri blume) Di Hutan Sekunder Senaru Lombok Utara
Authors
Lale Rima Ilmu Tanah , Lolita Endang Sosilawati , BaharuddinDOI:
10.29303/jsqm.v2i1.125Published:
2023-03-25Issue:
Vol. 2 No. 1 (2023): Journal of Soil Quality and ManagementKeywords:
Makrofauna Tanah, Tanaman Porang, Hutan Sekunder, Indeks KeanekaragamanArticles
Downloads
How to Cite
Abstract
Makrofauna tanah merupakan indikator perubahan penggunaan lahan yang paling sensitif sehingga dapat digunakan sebagai prediktor atau indikator perubahan kualitas lahan. Peran penting makrofauna tanah di lahan pertanian adalah menjaga kualitas lingkungan dan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman makrofauna tanah di bawah naungan tanaman porang di Hutan Sekunder Senaru Lombok Utara. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif. Metode yang digunakan adalah metode eksplorasi, yaitu pengambilan sampel langsung di lokasi penelitian dengan menggunakan lubang perangkap (pit fall trap) dan pemilahan manual (hand sorting). Parameter yang diamati adalah indeks keanekaragaman (H`). Ditemukan 2 filum dari makrofauna tanah yang terdiri dari 4 kelas dengan 9 ordo dan 11 famili. Filum Arthropoda sebagian besar dalam kelas Insecta, yang terdiri dari 6 ordo, dan 8 famili, sedangkan filum Mollusca yang terdiri dari 1 kelas, 1 ordo, dan 1 famili. Kelimpahan fauna tanah (makrofauna tanah) dalam suatu ekosistem sangat bergantung pada kondisi lingkungan tempat organisme tersebut hidup dan berkembang. Indeks keanekaragaman makrofauna tanah yang ditentukan di lokasi penelitian berkisar antara 0,05 hingga 0,44 termasuk dalam kategori rendah berdasarkan nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener yaitu H’ < 1 rendah, H’ 1-3 sedang, dan H’ >3 tinggi, dari tiga lokasi penelitian yaitu tanaman porang berumur 3 tahun, tanaman porang berumur 2 tahun dan tidak ada tanaman porang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur tanaman porang tidak mempengaruhi keberadaan makrofauna tanah, tetapi keberadaan makrofauna tanah dapat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.References
Balittanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Balai Penelitian Tanah, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor. Jawa Barat.
Budiman, Chika Christianti, Pience V. Maabuta, Marnix L.D Langoy, dan Deidy Y. Katili. 2014. Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Basaan Satu Kecamatan Ratatotok Sulawesi Utara. Jurnal MIPA Unsrat Online. 3 (2).
Fitriani. 2016. Keanekaragaman Arthropoda pada Ekosistem Tanaman Padi dengan Aplikasi Pestisida. Agrovital Volume 1, Nomor 1, November 2016 E-ISSN : 2541-7460 P-ISSN : 2541-7452.
Handayani, E. P. (2009). Studi Keanekaragaman Mesofauna dan Makrofauna Tanah pada Areal Bekas Tambang Timah di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung. Skripsi tidak diterbitkan. Bogor: Departemen Silvikultur. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.
Handayanto, Hairiah. 2009. Biologi Tanah Landasan Pengelolaan Tanah Sehat Cetakan ke 2. Pustaka Adipura. Yogyakarta.
Hardjowigeno S. 1995. Kesesuaian Lahan untuk Pengembangan Pertanian Daerah Rekreasi dan Bangunan. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IPB. Bogor. Hlm 200.
Karyati, Rani Octaviani Putri, Muhammad Syafrudin. 2018. Suhu dan Kelembaban Tanah Pada Lahan Revegetasi Pasca Tambang di PT Adimitra Baratama Nusantara, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal AGRIFOR. Vol. XVII. No 1.
Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nurrohman Endrik. et.al. (2015). Keanekaragaman Makrofauna Tanah di Kawasan Perkebunan Coklat (Theobroma cacao L) Sebagai Bioindikator Kesuburan Tanah dan Sumber Belajar Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.1 (2) : 197-208.
Nusroh, Z. 2007. Studi Diversitas Makrofauna Tanah di Bawah Beberapa Tanaman Palawija Yang Berbeda di Lahan Kering Pada Saat Musim Penghujan.Skipsi.Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Rousseau L, Fonte SJ, Tellez O, Hoek RVD, Lavelle P. 2013. Soil macrofauna as indicator of soil quality and land use impact in smallholder agroecosystems of western nicaragua. Ecological indicators. 27(2013):71-82.
Saputra, A & Agustina, Putri. (2019). Keanekaragaman Makrofauna Tanah Di Universitas Sebelas Maret. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-IV. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sugiyarto, Efendi, M., Mahajoeno, E., Sugiti, Y., Handayanto, E., dan Agustina, L. 2007.Preferensi berbagai jenis makrofauna tanah terhadap sisa bahan organik pada intensitas cahaya yang berbeda.Biodiversitas. 7(4): 96-100.
Sugiyarto. 2008. “Konservasi Makrofauna Tanah Dalam Sistem Agroforestri”. Disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Biologi ”Peningkatan Mutu Pembelajaran Biologi Melalui Pengayaan Materi Biologi Terapan” diselenggarakan oleh Prodi-Ikatan alumni Biosains PPs UNS Surakarta, 24 Mei 2008.
Sugiyarto, E., M. Mahajoeno, E. Sugito, Y. Eko, H. Agustina, L. (2010). Preferensi Berbagai Jenis Makrofauna Tanah Terhadap Sisa Bahan Organik Tanaman Pada Intensitas Cahaya Berbeda.Jurnal Biodiversitas, 7(4), 96-100
Suheriyanto, D. 2012. Keanekaragaman Fauna Tanah di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sebagai Bioindikator Tanah Bersulfur Tinggi. Sainstis, 1 (2): 29-38.
Suhardjono, Y. R. dan Adisoemarto. 1997. Arthopoda Tanah : Artinya Bagi Tanah Makalah pada Kongres dan Simposium Entomologi V, Bandung 24 –26 Juni 1997. Hal : 10.
Suin N.M. 1997. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Suin, Muhammad Nurdin. 2012. Ekologi Hewan Tanah. Bandung: Bumi Aksara.
Sukarsono. 2009. Pengantar Ekologi Hewan. Malang: UMM Press.
Supriyadi, S. 2008. Kesuburan Tanah Lahan Kering Madura. Embryo 5: 2: 124-131